Awalnya bumi masih belum berbentuk
dan kosong akhirnya sang pencipta yakni Allah atau tou minahasa menyebutnya
dengan Si Makatana atau si Tuan
Tana artinya sama halnya dengan si pemilik tanah yang lebih di kenal dengan
sebutan OPO EMPUNG akhirnya menciptakan isi bumi dengan berbagai
benda,tumbuhan dan mahluk hidup termasuk manusia yang di serahkan untuk
menjaganya .Hal tersebut masuk sesuai pada hari ke 6 penciptaan Allah (Opo Empung)
dan akhirnya Allah melihat semua isi ciptaannya sungguh amat baik adanya dan
Allah menguduskannya . Dari pengertian tadi bahwa manusia hidup bukan hanya
sendiri tetapi di beri oleh Allah bermacam-macam kelengkapan hidup yang intinya
demi kelangsungan hidup atau mata rantai kehidupan yang saling mendukung dari
satu ciptaanNya keciptaannya yang lain dan itulah kehendak Allah agar
keseimbangan dalam kehidupan di bumi ini tercipta.
Pengertian
di atas ternyata di dalam kehidupan ini Allah bermaksud bahwa dari setiap
ciptaannya tidak lepas dari mata rantai tadi yang saling menunjang demi
kelangsungan hidup masing-masing ciptaaannya termasuk mahluk yang di beri
kuasa untuk menjaganya dan melebihi dari semua ciptaan yakni manusia.Dari peristiwa
ini kita dapa melihat bahwa dalam kehidupan ini untuk mencapai kesinambungan
hidup di perlukan suatu media atau yang menjembantani dari mata rantai
kehidupan satu keberikutnya,itulah hidup.
Tradisi
adat Tou Minahasa ternyata tidak lepas dari permasalahan tadi dan kebisaan
hidup saling berkesinambungan telah tertanam dalam jiwa mereka yakni semenjak
leluhur Toar dan Lumimuut di zaman minahasa purba atau malesung
dan hubungan batin dengan Opo Empung sebagai sang pencipta sangat dekatnya
karena saat itu mereka tidak pernah bercelah atau melakukan dosa dan di anggap
orang-orang suci waktu itu.Dalam kehidupan mereka tentu sangat mengandalkan apa
yang sudah di sebut tadi yakni MEDIA
yang merupakan suatu
jembatan penyambung informasi antara Allah sebagai sang pencipta dengan mereka
sebagai manusia. Dalam tradisi kepercayaan leluhur Tou Minahasa yang kita dapat ambil contoh dan merupakan
ada unsur kesamaan di atas adalah kepercayaan terhadap tanda-tanda bunyi
makhluk hidup lainnya dalam hal ini binatang,hewan maupun burung-burung
contohnya Burung Manguni yang di yakini burung pembawah kabar baik
atau tidak di dalam perjalanan hidup mereka dan mereka meyakini tanda-tanda
tersebut adalah benar yang berasal dari sang pencipta (Opo Empung). Dan
kebiasaan tradisi mendengar tanda bunyi burung manguni telah di wariskan sampai
kepada generasi zaman sekarang yang masih tetap di pelihara.Burung manguni bagi
tou minahasa tentu tidak akan pernah lepas dari kehidupan sehari-hari dan
bahkan sampai sekarang di pakai sebagai simbol tou minahasa.
Pengertian nama burung manguni masih ada tou minahasa
yang memperdebatkan dan sering terjadi perbedaan pendapat di masyarakat yang
terkesan ada yang pro dan kontra. Masih ada yang menganggap bahwa Burung
Manguni merupakan Burung Hantu hal ini adalah sangat keliru burung manguni sebenarnya bukan burung
hantu,karena nama burung hantu bukan berasal dari minahasa melainkan berasal
dari luar . Orang luar minahasa menyebut dan memberi nama burung hantu karena kehidupannya di malam
hari dan raut matanya melotot terkesan seram seperti hantu maka dari itu di
juluki sebagai burung hantu padahal tidak. Bagi tou minahasa BURUNG MANGUNI
itulah nama aslinya,dan bukan Burung hantu.karena kalau disebut hantu tempatnya
bukan di bumi ini tetapi di alam lain ,serta hantu tidak berdaging bahkan
bertulang serta tidak kelihatan wujud fisik mereka.
Selain tradisi burung manguni tou minahasa juga sangat
meyakini benda-benda merupakan ciptaan Tuhan sang pencipta sebagai MEDIA
yang menjembatani suatu informasi
antara dengan ciptaannya manusia contohnya benda ciptaannya berupa
bintang-bintang,bulan,bebatuan dan lain sebagainya.Bagi tou minahasa tradisi
melihat bintang maupun bulan di yakini merupakan tanda Allah berupa petunjuk
masa-masa,hari-hari,dan tahun-tahun dan juga member pertanda baik atau tidak
bercocok tanam maupun mencari ikan di laut.Hal ini bila kita kaitkan dengan
firman Tuhan pada alkitab ternyata sesuai dengan kitab Kejadian 1:14-15 serta
kitab Matius 2:1-2 tentang tanda bintang di timur hal ini bintang merupakan
sebagai perantara media petunjuk dari Allah kepada manusia.Bila kita
mengamati ternyata tradisi leluhur tou minahasa dalam menerapkan hidup
keseharian dengan mengandalkan tanda-tanda alam ternyata benar adanya dan
sesuai apa yang tertulis pada firman Tuhan dalam Alkitab.Hubungan keimanan
mereka dengan Tuhan yang mereka sebut Opo Empung tentu sangat dekat. Sikap
tersebut merupakan ciri khas jati diri tou minahasa saat itu serta mereka belum
terpengaruhi oleh hubungan dengan datangnya bangsa asing di tanah minahasa jadi
benar-benar belum terkontaminasi budaya asing.Tradisi leluhur seperti ini masih
ada tou minahasa yang tetap mempertahankan sampai di zaman sekarang karena
mereka tahu dengan benar apa sebenarnya apa tradisi dari budaya mereka sendiri
tersebut yang sudah di tanamkan di dalam diri mereka sejak kecil sampai dewasa
namun tidak menutup kemungkinan sudah banyak pula yang sama sekali tidak
perduli dengan tradisi adat budaya mereka akibat pengaruh zaman yang begitu
pesatnya . Semoga Pemahaman tentang tradisi adat dan budaya tou minahasa tidak
dapat di salah artikan dari kebenarannya dan dapat kita pertahankan demi
keutuhan tanah adat minahasa di masa sekarang dan yang akan datang.
JAYA SELALU TOU MINAHASA !!!
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking