PERKAWINAN
Diawali dengan percakapan antara
kerdua sejoli lalu pemuda melamar si pemudi dengan istilah sumaru (
menghadap ) orang tua dari pihak wanita.
Orang Tua si pria dengan
kaum keluarganya mengunjungi keluarga wanita dan bermusyawarah,
percakapan dengan kedua belah pihak keluarga dengan memakai juru bicara (
wakil dari keluarga ). Istilah tumuruk ( mengantar harta ) dan
merencanakan tumulis dihadapan pemerintah desa untuk melaksanakan
pengakuan bersama dari kedua calon suami isteri disaksikan oleh oeang
tua sebelah menyebelah dilanjutkan dengan pelaksanaan pengumuman nikah
di gereja sesuai dengan agama yang dianut oleh mereka dalam waktu satu
atau dua minggu sesudah tulis nama.
Kemudian diadakan
perhelatan/acara pesta diikuti dengan pemberkatan nikah. Sesudah acara
di rumah mempelai wanita dilanjutkan dengan acara di rumah mempelai
pria. Istilah hentar dimana pengentin wanita dijemput mempelai pria
bersama orang tua dan kaum keluarga ke rumah mempelai pria untuk acara
jamuan seperti yang dilaksanakan di rumah keluarga wanita, dan biasanya
sehari sesudah di tempat wanita. Istilah sando diakhiri dengan keluarga,
wanita menjemput alat-alat dapur yang sudah disediakan oleh kaum
keluarga pengantin wanita yang biasa disebut dengan muwit im pe`in.
Minggu
pertama sesudah perkawinan, kaum keluarga kedua belah pihak dari
pengantin baru ikut bersama-sama keluarga yang baru untuk berbakti di
rumah gereja atau orang pinabetengan biasa menyebutnya dengan balas
gereja.
KEDUKAAN
Sebagai tanda bahwa ada
yang meninggal dibunyikan tambur oleh Pemerintah Desa. Tetapi sesuai
perkembangan sekarang ini maka bila ada yang meninggal akan disampaikan
melalui pengeras suara di tiap dusun-dusun atau di tiap jaga-jaga dampai
menjangkau ke seluruh masyarakat, dan juga dibunyikan lonceng Gereja.
Setelah
diketahui ada yang meinggal, maka masyarakat segera berbondong-bondong
menuju ke tempat kedukaan untuk menyaksikan/melihat dari dekat terutama
para sanak saudara keluarga. Dan bersama anggota keluarga, masyarakat
yang pergi ke tempat kedukaan langsung bergotong royong membuat bangsal
(sabuah) bagi kaum lelaki dan bagi kaum wanita mempersiapkan tempat
untuk membaringkan jenazah dan yang lainnya mempersiapkan konsumsi.
Keluarga
yang sedang berduka memakai pakaian warna hitam dan khusus untuk
wanitanya memakai ikat kepala yang warnanya putih atau hitam. Sebelum
jenazah dikuburkan, pada malam harinya saat menjaga jenazah biasanya
masyarakat berkumpul untuk menghibur keluarga yang berduka dengan acara
kebaktian (ibadah) dilanjutkan dengan acara rekreasi hingga hari
menjelang pagi (semalam suntuk).
Dalam hal upacara pemakaman awalnya
dimulai dirumah keluarga yang berduka dengan serangkaian upacara
religi/keagamaan (menurut agama kristen) kemudian dilanjutkan dengan
ritual diladang pekuburan dengan serangkaian upacara keagamaannya.
Upacara keagamaan ini diprakarsai oleh pemerintah dan pimpinan golongan
agama di desa.
Seminggu sesudah peristiwa kematian, tepatnya hari
minggu semua anggota kelurga yang ada hubungan saudara/famili dengan
yang meninggal pergi beribadah di gereja sesuai dengan agama yang dianut
oleh almarhum/ah yang disebut dengan istilah minggu pangasih
(mingguan). Selanjutnya dilanjutkan dengan ibadah dirumah keluarga yang
berduka yang dipimpin oleh Badan Kerja Sama Umat Beragama (BKSAUA). Pada
acara tersebut diisi oleh rukun-rukun dalam membantu keluarga yang
berduka berbentuk dana sosial (mapalus uang) dan peranan pemerintah
dalam soal sosial duka diperankan oleh kepala urusan kesejahteraan
rakyat (Kaur Kesra).
MENDIRIKAN RUMAH
Sebelum
sebuah rumah didirikan, terlebih dahulu dilakukan satu acara ritual
tumotol atau peletakan batu pertama sebagai tanda atau dasar akan
dibangunnya sebuah rumah.
Setelah rumah tersebut selesai dibangun,
maka dilaksanakanlah sebuah acara syukuran naik rumah baru atau dalam
masyarakat Pinabetengan dikenal dengan istilah sumolo dan rumambak.
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan sumembong (saling bantu/tolong
menolong).
MAPALUS
Kebiasaan ini adalah
satu kegiatan dalam hal tolong menolong untuk mengerjakan suatu
pekerjaan seperti dalam pertanian dan pekerjaan lainya contoh: untuk
pertanian mulai dari memetik hasil tani hingga mengeluarkan hasil panen
dari kebun/sawah ke rumah. Dan untuk pekerjaan lain seperti memindahkan
rumah (ada kalanya rumah diangkat dan dipindahkan tanpa dibongkar
khususnya jenis rumah dengan bahan baku dari bambu/kayu) itu dilakukan
hingga selesai dan itu semua akan diakhiri dengan syukuran keluarga yang
berbentuk ramah tamah.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking